AnNahl: 80). Namun, ada sebuah kebiasaan dan mendarah daging di beberapa tempat di Indonesia yaitu, masyarakat memiliki mitos sebaiknya rumah tidak menghadap ke timur atau ke barat, tapi menghadap ke selatan atau ke utara. PosisiRumah Menurut Islam. 1. Posisi Bangunan Rumah Rumah yang baik menurut pandangan Islam adalah rumah yang menghadap ke arah kiblat. Hal ini berfungsi untuk mempermudah tamu mengetahui arah kiblat ketika akan salat. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah arah cahaya dan mata angin karena rumah memerlukan penerangan dan sirkulasi udara yang baik. Denganalasan mendapat wahyu dari Allah, kiblat sholat yang awalnya ke Yerusalem diganti menjadi ke arah Mekkah karena di sana ada "Baithollah / Rumah Allah." Baithollah sekarang dikenal sebagai "Kaabah dan Batu Hitamnya."(QS. 2 Al-Baqarah 142-145; 149-150). Benarkah Sholat di Indonesia Sesuai Kiblat ke Rumah Allah? Makaitu, toilet yang dibuat di dalam rumah islami pun tidak boleh menghadap kiblat karena dianggap tidak layak. Terakhir, ada hal yang tidak kalah penting dalam aturan rumah Islami, yaitu kebersihan yang harus selalu dijaga karena hal itu adalah sebagian dari iman. Selanjutnya, ada beberapa tips dalam menata rumah dengan prinsip-prinsip islami. PosisiBangunan Rumah Rumah yang baik menurut pandangan Islam adalah rumah yang menghadap ke arah kiblat. Hal ini berfungsi untuk mempermudah tamu mengetahui arah kiblat ketika akan salat. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah arah cahaya dan mata angin karena rumah memerlukan penerangan dan sirkulasi udara yang baik. halitu berkembang dan sangat berhubungan erat dengan hukum islam yang telah berlaku, karena masyarakat desa sampok gunungwungkal pati membuat tradisi larangan pernikahan sebab rumah menghadap utara selatan dengan maksud untuk menunjukkan kemampuan laki-laki dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang menjadi salah satu diwajibkannya dalam yZCbT. Mau Pindah Rumah? Ini Hari Baik Pindah Rumah Menurut Islam & Primbon Jawa – Pindah ke rumah yang baru bisa juga diartikan sebagai memulai sesuatu yang baru. Ada beberapa orang yang percaya bahwa pindah rumah tidak boleh sembarangan dan tidak boleh kapan saja. Ada waktu-waktu yang tepat yang baik untuk pindah rumah. Kapan saja? Daftar IsiMau Pindah Rumah? Ini Hari Baik Pindah Rumah Menurut Islam & Primbon Jawa1. Pindah Rumah ke Arah Barat2. Pindah Rumah ke Arah Timur3. Pindah Rumah ke Arah Utara4. Pindah Rumah ke Arah Selatan Daftar Isi Mau Pindah Rumah? Ini Hari Baik Pindah Rumah Menurut Islam & Primbon Jawa 1. Pindah Rumah ke Arah Barat 2. Pindah Rumah ke Arah Timur 3. Pindah Rumah ke Arah Utara 4. Pindah Rumah ke Arah Selatan 1. Pindah Rumah ke Arah Barat Bulan Suro, Safar, dan Mulud waktu yang tepat untuk melakukan pindahan rumah. Bakda Mulud, Jumadil Awal, dan Jumadil Akhir juga boleh bagi kamu yang ingin pindah pada bulan tersebut karena di mana naga tahun berada di Selatan atau pada bulan Syawal, Hafidz dan Besar saat di mana naga tahun berada di Utara. 2. Pindah Rumah ke Arah Timur Bila rumah barumu terletak di arah Timur dari rumah yang kamu tempati selama ini sebelum pindahan, maka disarankan pindah pada bulan Rajab, Ruwah, dan Puasa. Pada ketiga bulan tersebut, naga tahun tengah berada di arah Barat. Kepindahan menuju arah timur pada ketiga bulan tersebut diyakini menjauhi dari kesialan. 3. Pindah Rumah ke Arah Utara Untuk arah ke Utara, dianjurkan pindah rumah pada bulan Bakda Mulud, Jumadil Awal, dan Jumadil Akhir. Pada ketiga bulan tersebut, naga tahun tengah berada di arah Selatan. Pertimbangan lainnya, bisa pindah rumah pada bulan Suro, Safar, dan Mulud saat di mana naga tahun berada di Timur, atau pada bulan Rajab, Ruwah, dan Puasa dengan posisi naga tahun berada di Barat. 4. Pindah Rumah ke Arah Selatan Letak rumah yang akan di tempati berada di arah Selatan dari rumah lamamu, sebaiknya pindahlah pada bulan Syawal, Hafidz dan Besar. Pada ketiga bulan tersebut, naga tahun tengah berada di arah Utara. Referensi bulan lainnya bisa dilakukan pada bulan Suro, Safar, dan Mulud saat di mana naga tahun berada di Timur. Bisa juga pada bulan Rajab, Ruwah, dan Puasa saat ketika naga tahun berada di Barat. Klik dan dapatkan info kost di dekatmu Kost Jogja Harga Murah Kost Jakarta Harga Murah Kost Bandung Harga Murah Kost Denpasar Bali Harga Murah Kost Surabaya Harga Murah Kost Semarang Harga Murah Kost Malang Harga Murah Kost Solo Harga Murah Kost Bekasi Harga Murah Kost Medan Harga Murah Ilustrasi rumah limasan. Foto IstimewaMasyarakat Jawa dikenal penuh perhitungan dalam melakukan segala hal, termasuk dalam menentukan arah rumah tempat tinggal. Rumah-rumah masyarakat Jawa pada zaman dahulu selalu menghadap ke utara atau selatan. Sampai sekarang, mayoritas rumah orang-orang Jawa juga masih sama, jarang ada rumah yang menghadap ke barat atau tidak tertulis yang dibuat oleh leluhur Jawa itu ternyata bukan tanpa alasan yang kemudian menjadi karakteristik arsitektur bangunan Jawa. Karakteristik ini dipengaruhi oleh adanya akulturasi budaya ketika ajaran Hindu-Budha masuk ke Jawa yang kemudian mempengaruhi arsitektur lokal melalui ragam, pola ruang, dan tatanannya sehingga membentuk citra baru masyarakat Cahyani dari Universitas Brawijaya Malang dalam jurnal ilmiahnya menuliskan bahwa dalam budaya Hindu Jawa dikenal empat penjuru mata angin sebagai arah orientasi yang masing-masing bernaung sebagai unsur keseimbangan kosmologis budaya Jawa.“Orientasi rumah masyarakat Jawa umumnya memakai sumbu kosmis utara-selatan, sedangkan timur-barat adalah sumbu kosmis milik bangsawan dan keraton yang harus dibedakan,” tulis Risqi Cahyani dalam Selatan diyakini sebagai tempat tinggal penguasa laut selatan, yakni Nyai Roro Kidul. Sementara di utara diyakini bernaung dewa Wisnu sebagai pelindung kerajaan Mataram. Sementara arah timur dipercaya sebagai tempat tinggal dewa Yamadipati, yang dalam cerita pewayangan bertugas untuk mencabut nyawa.“Sehingga orientasi terhadap sumbu kosmis dari arah barat-timur untuk rakyat basa adalah tidak mungkin,” tulis Agung Prihantoro dalam artikelnya yang berjudul Tinjauan Umum Arsitektur Tradisional Jawa sebagai tertera dalam dokumen studi arsitektur Universitas Islam Indonesia UII.Menurut Agung, arsitektur tradisional Jawa juga merupakan suatu perjalanan pengalaman sejarah yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Arsitektur tradisional Jawa memandang gedung bukan saja sebagai obyek fisis, melainkan sebagai interpelasi simbol-simbol dan ritual.“Unsur rahasia dapat dihayati jika aktivitas ritual dapat diterima dan dimengerti masyarakat, dan arsitektur melambangkan aspek rahasia tersebut,” sebuah bangunan jika dilihat dari kacamata budaya akan disandingkan pada dua sudut pandang, yakni adat istiadat atau budaya dan bentuk bangunannya. Adat istiadat yang dimaksud mencakup ide, gagasan, norma, nasihat, serta pitutur yang bersifat abstrak yang merupakan sistem sosial masyarakat. Sedangkan bentuk yang dimaksud merupakan wujud fisik dari kebudayaan yang bersifat kearifan lokal yang terkandung dalam konsep budaya Jawa merupakan hasil representasi hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, serta manusia dengan manusia lainnya sebagai makhluk sosial.“Arah orientasi yang benar dipercaya akan mendatangkan keberuntungan dan kebahagiaan, begitu juga sebaliknya apabila tidak tepat, akan mendatangkan kesialan, kesakitan, dan kesedihan,” tulis Risqi dalam Konsep KejawenIlustrasi rumah orang Jawa. foto istimewaDalam khazanah kebudayaan Jawa, dikenal istilah sedulur papat lima pancer, yang merupakan filosofi pembentuk energi manusia. Dalam kaitannya dengan arsitektur, sedulur papat dapat diartikan sebagai arah mata angin, yakni utara, selatan, timur, dan barat, sedangkan pancer adalah titik rumah itu itu, Bintang Padu Prakoso dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Konsep Kejawen pada Rumah Tradisional Jawa memaknai bahwa konsep sedulur papat lima pancer merupakan bagaimana posisi rumah merespons keempat arah mata angin untuk menciptakan energi yang jawa menyebut rumah dengan istilah omah, yang terdiri atas dua kata Om dan Mah. Om berarti bapa angkasa yang memiliki sifat laki-laki, sedangkan mah berarti lemah tanah yang melambangkan sifat perempuan. Dari istilah tersebut, omah merupakan representasi bumi dan langit yang merupakan pasangan yang saling melengkapi. Rumah Jawa juga dikenal dengan istilah ndalem yang berasal dari kata dalem, artinya hakikat diri.“Maka dalam mengukur dan merancang rumah tidak boleh sekadar menduga-duga atau asal mengukur semata, ada nilai-nilai filosofis yang harus dipahami, dihayati, dan diterapkan pada elemen-elemen desain,”tulis Bintang Padu sudut pandang pengetahuan modern, ternyata arah rumah paling baik, khususnya rumah-rumah di Jawa adalah menghadap utara atau selatan. Hal itu dikaitkan dengan arah terbit dan tenggelamnya matahari. Rumah yang menghadap selatan atau utara akan mendapat pencahayaan yang jika rumah menghadap ke barat atau timur, maka akan mendapat paparan sinar matahari terlalu banyak.“Sebaiknya bukaan tidak menghadap langsung ke arah matahari, lebih tepat berada di sisi utara dan selatan sehingga sirkulasi lancar,” tulis Widji Indahing Tyas dalam jurnal ilmiahnya Orientasi Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal. Widi Erha Pradana / YK-1

rumah menghadap utara menurut islam